Sebagai penyiar radio, Dimas terbiasa berkomunikasi dengan banyak orang, memahami cara menyampaikan informasi dengan jelas, serta membangun hubungan baik dengan narasumber. Hal ini menjadi bekal penting ketika ia memutuskan untuk beralih ke dunia jurnalistik, di mana keterampilan wawancara dan penyampaian berita sangat dibutuhkan.
“Menjadi penyiar mengajarkan saya bagaimana berbicara dengan lugas, mendengar dengan baik, dan memahami apa yang diinginkan oleh audiens. Hal ini sangat membantu saat saya terjun menjadi wartawan,” ujar Dimas Aan Permadi.
Ketika akhirnya memilih jalur jurnalistik, Dimas menghadapi berbagai tantangan baru. Jika sebelumnya ia menyampaikan berita dalam format siaran langsung, kini ia harus mendalami teknik menulis berita yang akurat dan berimbang. Ia juga harus terbiasa melakukan riset mendalam serta memastikan setiap informasi yang diperoleh telah melalui verifikasi yang tepat.
“Jurnalisme bukan hanya soal menyampaikan berita, tapi juga tentang kebenaran dan tanggung jawab. Saya selalu berusaha untuk menyajikan berita yang faktual, adil, dan bermanfaat bagi masyarakat,” tambahnya.
Dimas juga menekankan bahwa peran wartawan sangat penting dalam menjaga kebebasan pers dan menyuarakan aspirasi publik. “Di era informasi seperti sekarang, tantangan bagi wartawan semakin besar. Hoaks dan informasi yang menyesatkan bertebaran di mana-mana. Oleh karena itu, wartawan harus lebih kritis dan tidak mudah terbawa arus,” tegasnya.
Dengan latar belakangnya sebagai penyiar radio dan kini sebagai wartawan, Dimas Aan Permadi membuktikan bahwa pengalaman di dunia komunikasi sangat berharga dalam membangun karier jurnalistik yang profesional dan berintegritas.
Social Header