Bangka Barat – Masyarakat Desa Ketap, Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat, dihebohkan dengan penemuan narkoba jenis sabu sebanyak 58 kilogram di wilayah Tambang Besar (TB), yang dikenal dengan nama 'Teksas'. Barang haram ini ditemukan oleh sekelompok warga, namun bukannya diserahkan ke pihak berwajib, sebagian besar sabu tersebut justru telah beredar di pasaran.
Tim media Investigasi yang turun langsung ke lapangan mengungkapkan bahwa sabu yang ditemukan oleh kelompok tersebut langsung dibagi di antara mereka. Salah satu narasumber yang enggan disebutkan namanya, berinisial NA, mengaku bahwa mereka yang menemukannya dan berbagi barang haram itu. "Kami menemukannya dan berbagi, Pak. Tapi yang paling banyak dipegang itu BM," ujar NA saat diwawancarai.
Dari keterangan yang diperoleh, sabu tersebut dijual dalam satuan ons, dengan harga berkisar antara Rp30 juta hingga Rp35 juta per ons. Beberapa nama yang disebut terlibat dalam peredaran sabu ini antara lain BI dari Sungai Tanggok, MD dari Tambang Kering, serta PLG dari Dusun Tanjung Kerang. Selain itu, inisial YD disebut-sebut menerima transaksi senilai Rp90 juta, dan diduga istrinya menerima uang sebesar Rp200 ribu untuk menutup mulut.
Sumber lainnya menyebutkan bahwa sebagian dari kelompok yang menemukan sabu tersebut sudah meninggalkan lokasi, sementara lainnya masih ada di sekitar Tambang Besar untuk mengedarkan sisa barang. Dari total 58 kilogram sabu yang ditemukan, sebanyak 29 kilogram sudah berhasil terjual.
Tim media akan terus berusaha menggali informasi lebih dalam terkait peredaran narkoba ini dan terus berupaya mengonfirmasi temuan ini kepada pihak berwenang. Media juga telah menghubungi Kapolsek Jebus, Albert, melalui WhatsApp untuk meminta tanggapan resmi terkait kasus ini. Namun, hingga berita ini diterbitkan, Kapolsek belum memberikan jawaban.
Media akan terus berusaha menghubungi aparat penegak hukum lainnya untuk memastikan tindak lanjut terhadap kasus ini. Diharapkan pihak berwenang segera mengambil langkah tegas untuk menangani peredaran narkotika ini dan mengusut tuntas para pelaku yang terlibat.
(Tim Investigasi)
Social Header